CMS modules by everest poker.
Mari Mengenal Tanda dan Gejala TBC
Created on Tuesday, 13 December 2022

Bagaimana kondisi TB di dunia dan Indonesia?
Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di dunia walaupun upaya penanggulangan TB telah dilaksanakan di banyak negara sejak tahun 1995. Pada tahun 2020, diperkirakan terdapat 10 juta orang menderita TB di seluruh dunia dengan 5,6 juta laki-laki, 3,3 juta perempuan, dan 1,1 juta anak-anak. Jumlah terbesar kasus baru TB tercatat di Kawasan Asia Tenggara (43%), diikuti Kawasan Afrika, dengan 25% kasus baru, dan Kawasan Pasifik Barat, dengan 18%. Delapan negara menyumbangkan dua pertiga kasus TB baru: India, Tiongkok, Indonesia, Filipina, Pakistan, Nigeria, Bangladesh, dan Afrika Selatan. Tercatat pada tahun 2019 terdapat sekitar 842.000 jumlah kasus TB di Indonesia.
TB juga tercatat sebagai penyebab kematian terbesar ke-13 di dunia dan penyakit menular penyebab kematian terbesar kedua setelah COVID-19. Tercatat sebanyak 1,5 juta orang meninggal akibat tuberkulosis pada tahun 2020. Angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan TB juga tergolong tinggi di Indoensia. Setiap hari, lebih dari 4100 orang kehilangan nyawa mereka karena TB dan hampir 28 000 orang jatuh sakit akibat TB. Tercatat oleh WHO pada tahun 2021 terdapat 97.800 kematian yang dikaitkan dengan TB. Bagaimana cara mencegah angka kesakitan dan kematian akibat TB? Dengan mengenal tanda dan gejala, diharapkan kita dapat mencegah penularan serta menurunkan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh TBC. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengetahui apa saja gejala dan tanda TB, risiko penularan TB, dan tindak lanjutnya.
Apa saja gejala TB?
Secara umum gejala TB dibagi menjadi dua, yaitu gejala utama dan gejala tambahan. Gejala utama TB adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih, dengan gejala tambahan berupa batuk dahak bercampur darah, sesak nafas, badan lemas, penurunan nafsu makan dan berat badan, berkeringat pada malam hari walaupun tidak melalukan aktivitas, demam atau meriang yang dirasakan lebih dari 1 bulan.
Siapa saja yang berisiko terkena TB?
Seseorang berisiko tertular TBC bergantung dari konsentrasi/jumlah kuman yang terhirup/terpapar, lamanya waktu sejak terinfeksi, usia seseorang yang terinfeksi, dan daya tahan tubuh. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dikelompokkan siapa saja yang berisiko terkena TB, yaitu : anak <5 tahun, lansia, orang yang kontak erat/serumah dengan pasien TB, orang yang tinggal di daerah padat penduduk, perokok, petugas kesehatan yang menangani pasien TB, seseorang dengan gizi buruk, immunocompromised (DM, HIV, dan keganasan).
Apa langkah yang seharusnya diambil apabila mengalami gejala dan tanda TB?
Apabila saudara/i mengalami gejala diatas dan memiliki faktor risiko diatas dianjurkan untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat. Selain dilakukan pemeriksaan fisik, di fasilitas kesehatan saudara/i akan dilakukan pemeriksaan dahak 2x, sewatu (S) dan pagi (P). Apabila pemeriksaan dahak menunjukkan hasil positif maka saudara/i dianjurkan untuk segera melakukan pengobatan TB, namun apabila pemeriksaan dahak menunjukkan hasil negatif, maka saudara/i dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan rontgen dada atau pemeriksaan tambahan lainnya untuk memastikan diagosis.
(dr. Reinecke Ribka Halim)
(dr. Reinecke Ribka Halim)
Sumber
-
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS
-
WHO. 2022. Fact sheets Tuberkulosis. Diakses dari https://www.who.int/indonesia/news/campaign/tb-day-2022/fact-sheets